Hai Sahabat Faiza!
Kali ini aku mau share pengalaman liburan singkat bersama toddler ke Kuala Lumpur, Malaysia. Ini adalah liburan pertama kami as a little family dan liburan pertama Ghaaly keluar negeri.
Kenapa Kuala Lumpur?
Pertanyaan yang para pembaca sudah mengetahui jawabannya. Yes! Tiket pesawatnya yang murah.
Dan juga nilai tukar mata uang yang tidak terlalu tinggi.
Kali ini aku mau share pengalaman liburan singkat bersama toddler ke Kuala Lumpur, Malaysia. Ini adalah liburan pertama kami as a little family dan liburan pertama Ghaaly keluar negeri.
Kenapa Kuala Lumpur?
Pertanyaan yang para pembaca sudah mengetahui jawabannya. Yes! Tiket pesawatnya yang murah.
Dan juga nilai tukar mata uang yang tidak terlalu tinggi.
Kami liburan singkat karena papa Ais tidak bisa lama meninggalkan pekerjaannya.
Tapi percayalah 4 hari 3 malam sudah sangat puas.*
(*) Dengan catatan kalau kamu sudah pernah ke Kuala Lumpur sebelumnya.
Jadi liburan kali ini karena kita membawa toddler jadinya harus menyenangkan hati Ghaaly terlebih dahulu. Karena baik aku dan papa Ais sudah pernah mengunjungi Kuala Lumpur sebelumnya. Tujuan kita liburan ini selain refreshing juga ingin mengenalkan Ghaaly dengan dunia luar. Walau kesannya Ghaaly belum mengerti jalan-jalan keluar negeri, tapi yakinlah dia merekam setiap perjalanannya di otaknya. Menurut penelitian, liburan juga membantu mengembangkan sensori si anak.
Pada saat menyusun itinerary, pertama-tama aku mencari tempat kids-friendly yang sesuai dengan usia Ghaaly saat ini. Dan tidak lupa juga mencari tempat untuk menyenangkan hati mama Ica dan papa Ais dengan mencuci mata maupun membeli perintilan lucu-lucu.
Tapi percayalah, sebelum anak-anak menginjak usia 2 tahun, bawalah mereka jalan-jalan sesering mungkin karena harga tiket pesawatnya masih 10% dari harga full. Kalau anak-anak sudah memasuki usia 2 tahun maka mereka akan dikenakan harga full :( (orangtua menangis di pojokan).
And the story began…
Minggu, 22 Oktober 2023
Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Holiday!!!
Perjalanan dari rumah menuju Kuala Namu International Airport (KNO) ditempuh dengan suka cita dan tidak lupa berdoa saat meninggalkan rumah dan memulai perjalanan.
Sesampainya di KNO, papa Ais dan mama Ica berbagi tugas. Papa Ais membawa 2 koper dan mama Ica mendorong Ghaaly di stroller-nya. Mengingat kami tidak membeli bagasi terdaftar (yang masuk ke bagasi pesawat di bawah), langsunglah kami menuju ke self check-in kiosk. Namun tidak bisa sepertinya karena kami membawa infant (anak di bawah 2 tahun). Akhirnya kami ke counter check-in. Dag dig dug karena takut koper yang dibawa beratnya lebih dari 7kg :( padahal waktu di rumah sudah ditimbang dulu dan yakin berat kopernya aman. Sat set sat set petugasnya langsung proses check-in dan Alhamdulillah koper kami tidak melewati batas maksimum (karena tidak ditimbang, hahaha). Petugasnya lagi baik banget menurutku sih karena biasanya petugas AirAsia sangat concern dengan berat bagasi kita.
Karena kami tidak membeli bagasi terdaftar jadinya kami membawa 2 buah koper untuk masuk ke kabin. 1 penumpang hanya bisa membawa 1 tas kecil + 1 koper dengan berat keduanya maksimal 7kg. Untuk stroller bisa masuk bagasi terdaftar tanpa tambahan biaya asalkan dimasukkan ke dalam tasnya atau bisa juga di-wrapping. Keuntungan membawa infant naik pesawat adalah kita bisa membawa stroller sampai ke pintu pesawat. Sesampainya di pintu pesawat, stroller-nya dilipat dan diberikan kepada petugas darat untuk selanjutnya dimasukkan ke bagasi pesawat di bawah. Tenang saja, dari pengalaman aku dan traveller lainnya, sesampainya di KLIA terminal 2 stroller langsung diletakkan di luar pintu pesawat. Namun ada juga beberapa bandara yang meletakkan stroller di pengambilan bagasi sehingga kita terpaksa harus mengambilnya di ban berjalan. Sedangkan Moms yang punya cabin-size stroller bisa langsung bawa ke dalam pesawat dengan catatan stroller-nya sudah dilipat dan dimasukkan ke dalam tasnya. Menurut pengalaman yang pernah aku baca kalau cabin-size stroller tidak dimasukkan ke dalam tasnya takutnya petugas darat atau pramugari akan menyarankan untuk stroller-nya dimasukkan ke bagasi pesawat di bawah.
Bagi yang membawa benda cair harus diperhatikan jumlah isinya ya! 1 botol hanya boleh maksimal 100ml. 1 penumpang hanya boleh membawa maksimal 1000ml yang sudah dimasukkan ke dalam tempatnya tersendiri (pouch transparan, kalau tidak transparan juga boleh). Peraturan ini untuk benda cair seperti sabun, sampo, pasta gigi, parfum, lotion, dan air minum. Bagi yang perempuan hati-hati pada saat membawa body lotion karena banyak yang tidak teliti dengan jumlah isinya. Hati-hati juga dengan yang membawa dalam bentuk spray seperti deodoran dan sunscreen.
Bagi yang membawa bayi atau toddler bisa sedikit bernafas lega karena kita diperbolehkan untuk membawa air minum lebih dari 100ml. Waktu itu aku membawa 1 termos air panas, 1 botol minum Ghaaly, dan 1 botol minum kosong. Di terminal keberangkatan internasional Kuala Namu tersedia tempat pengisian air minum sehingga kamu bisa mengisi botol minum kamu.
Penerbangan Medan - Kuala Lumpur kami tempuh dengan menggunakan pesawat AirAsia AK396 dengan waktu keberangkatan pukul 14.00 WIB. Penerbangan ditempuh kurang lebih 45 menit.
Sesampainya di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) terminal 2, stroller Ghaaly langsung tersedia di luar pintu pesawat, Alhamdulillah, karena boncos juga menggendong Ghaaly sampai ke pengambilan bagasi. Di lorong terminal kedatangan menuju pemeriksaan imigrasi banyak booth yang menjual SIM card dengan jumlah kuota dan harga yang berbeda. Kami membeli 1 SIM card dan memilih Digi dengan kuota 15GB untuk 7 hari pemakaian (ini yang paling sedikit waktu pemakaiannya). Kalau dihitung dari jumlah hari, rute liburan, dan orang yang ikut berlibur, lebih murah menggunakan SIM card daripada sewa pocket wifi karena kita menggunakan internet hanya pada saat jalan-jalan saja sedangkan ketika di hotel kita bisa menggunakan wifi hotel. Pertimbangan kami memilih SIM card karena liburan kami tidak lama dan 1 SIM card bisa dipakai untuk tethering ke 5 device berbeda. Kalau kamu cukup lama liburannya, lebih banyak jalan-jalannya, dan bareng teman-teman, lebih murah dan efisien kalau sewa pocket wifi. Kalau tidak mau ribet beli SIM card atau sewa pocket wifi, kamu bisa beli paket roaming dari SIM card Indonesia kamu.
Setelah selesai membeli SIM card, selanjutnya kami masuk ke pemeriksaan imigrasi. Pada pemeriksaan imigrasi tidak ada line prioritas untuk penumpang yang membawa balita atau lansia. Untung saja pada saat kami antri tidak banyak penumpang lain yang ikut mengantri sehingga kami bisa cepat melewati imigrasi. Setelah selesai pemeriksaan imigrasi, kami melewati pengambilan bagasi karena tidak ada bagasi terdaftar dan selanjutnya kami keluar dari terminal kedatangan. Jalan sedikit dari pintu keluar terminal kedatangan langsung deh kelihatan popcorn terenak (menurut aku) :). Beli dong pastinya! Garrett Popcorn di Malaysia sudah memiliki sertifikat Halal ya...
Setelah selesai membeli popcorn, kami langsung menuju lantai dasar (paling bawah) untuk membeli tiket bus ke KL Sentral (pusat kota). Posisi KLIA berada di Sepang dan cukup jauh dari pusat kota sehingga banyak tersedia transportasi umum maupun pribadi untuk menuju kesana. Pilihan transportasi KLIA - KL Sentral yaitu:
1. Airport train (KLIA Express dan KLIA Transit)
2. Bus
3. Grab
4. Taksi
Pertimbangan kami memilih bus karena harganya paling murah dibandingkan dengan transportasi yang lain. Dan kami juga ingin mengenalkan Ghaaly dengan bus karena ini pengalaman pertamanya naik bus. Sedangkan untuk bus tersedia 3 pilihan yaitu:
1. Airport couch
2. Skybus
3. Aerobus
Harga untuk semua bus sama hanya berbeda pada layout kursi dan waktu keberangkatan. Perjalanan KLIA - KL Sentral kami tempuh dengan menggunakan bus Airport Couch dengan waktu keberangkatan pukul 17.00 waktu setempat. Perjalanan ditempuh kurang lebih 1 jam. Kalau kamu buru-buru mengejar waktu untuk sampai di pusat kota, kamu lebih baik menggunakan KLIA Express dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit.
Sesampainya di KL Sentral kamu bisa langsung melanjutkan perjalanan menuju hotel dengan menggunakan MRT, monorail, atau Grab. KL Sentral adalah pusat transportasi di Kuala Lumpur. Di KL Sentral terdapat 5 stasiun untuk 5 jenis kereta yang berbeda, yaitu:
1. Keretaapi Tanah Melayu (KTM) : KTM Intercity digunakan untuk bepergian ke Singapore atau Thailand dan KTM Komuter digunakan
untuk bepergian di dalam kota.
2. Light Rail Transit (LRT) : Digunakan untuk bepergian di dalam kota.
3. Express Rail Link (ERL) : KLIA Express digunakan menuju KLIA tanpa ada pemberhentian dan KLIA Transit digunakan menuju
KLIA dengan transit di Putrajaya dan Salak Tinggi.
4. Monorail : Digunakan untuk bepergian di dalam kota.
5. Mass Rapid Transit (MRT) : Digunakan untuk bepergian di dalam kota.
Dari KL Sentral kamu juga bisa bepergian menuju Batu Cave dan Genting Highland. Pastinya sebelum berangkat kamu sudah harus searching dulu lokasi hotel kamu dimana dan transportasi apa yang digunakan untuk menuju hotel kamu. Kami pilih Grab dengan pertimbangan kami membawa toddler, stroller, dan 2 koper jadi gak mau ribet deh, hehehe. Menurut aku Grab di Kuala Lumpur tarifnya masih tergolong standar dan tidak terlalu mahal jadi masih worth kalau mau jalan-jalan menggunakan Grab. Aplikasi Grab yang digunakan sama dengan aplikasi Grab di Indonesia. Kamu bisa pesan Grab langsung dari KL Sentral atau bisa lewat NU Sentral. NU Sentral adalah mal yang terhubung langsung dengan KL Sentral. Di NU Sentral kamu bisa berbelanja atau makan karena malnya lumayan besar dan lengkap. Kami tidak memutari NU Sentral dan langsung memesan Grab menuju hotel.
Perjalanan KL Sentral - hotel ditempuh kurang lebih 15 menit. Sesampainya di hotel kami beristirahat dan tidak keluar lagi karena sudah lelah, hahaha. Hotel kami yaitu Ceylonz Suites by MyKey Global. Hotel ini sangat aku rekomendasikan ke Sahabat Faiza yang mau berlibur ke KL dengan keluarga ataupun teman-teman. Aku pesan hotelnya lewat Agoda namun hotelnya juga tersedia di Traveloka, tiket.com, dan booking.com. Pertimbangan memesan lewat Agoda karena ada potongan harga bagi pengguna baru sehingga harga kamarnya jadi jauh lebih murah dibandingkan dengan aplikasi lainnya. Konsep hotelnya seperti kamar apartemen yang disediakan oleh beberapa provider, jadi kamar yang aku pilih ini disediakan oleh provider MyKey Global. Posisi hotelnya berada di pusat kota dan dekat kemana saja. Namun kekurangan yang aku rasakan adalah posisinya cukup jauh dari stasiun MRT ataupun monorail. Sedangkan untuk halte bus terdekat harus berjalan kaki 10 menit terlebih dahulu. Jadi dekat kemana saja itu kalau naik Grab, hehehe.
Aku pilih tipe kamar Studio Comfort Triple dengan luas kamar kurang lebih 36m2 jadi toddler bisa bebas lari-larian dan bermain. Konsep kamarnya yaitu Japanese Scandinavian (Japandi) dengan nuansa warna kayu. Kamarnya lumayan luas dengan 1 double bed dan 1 single bed. Lengkapnya tersedia 6 buah bantal tidur, 6 buah bantal sofa kecil, 3 buah handuk, 2 buah lampu tidur, dan 1 buah lemari pakaian. Di dalam lemari pakaian tersedia setrika dan alas setrika. Juga tersedia smart TV yang bisa connect ke Netflix, Youtube, dan Prime Video. Sahabat Faiza jangan panik yang mau makeup atau berdandan karena juga tersedia meja rias dengan cermin yang lumayan besar.
Di dalam kamar juga tersedia mini kitchen yang ada sink, microwave, coffee maker, kompor, dan kulkas. Juga tersedia alat makan seperti piring, mangkok, sendok, garpu serta alat masak seperti panci, talenan, sutil, pisau. Di kamar juga disediakan teh, kopi, gula (dalam kemasan sachet), gelas wine, gelas biasa, dan surprisingly juga menyediakan dispenser siap minum langsung dari kran air. Jadi kita tidak perlu membeli air mineral lagi. Tapi untuk rasa airnya agak sedikit masih terasa mineralnya :(
Kamar mandinya tersedia wastafel, toilet, bidet, dan shower. Kekurangannya kalau kita membawa toddler yaitu shower-nya ditanam di plafon sehingga agak sulit kalau mau memandikan toddler. Jadi mau gak mau kita juga ikutan mandi dengan si toddler, hahaha. Di kamar mandi juga disediakan sabun cair, sampo cair, sikat gigi, pasta gigi, dan… hair dryer!!! Nah, disini tidak ada housekeeping jadinya kamar kamu tidak akan dibersihkan sampai hari dimana kamu check-out.
Jendela kamarnya sangat besar sehingga bisa melihat kota KL secara keseluruhan. Kalau dapat posisi kamar di depan kamu bisa mendapatkan pemandangan KL Tower dan Twin Tower. Juga ada bangku panjang di dekat jendela sehingga bisa menjadi spot foto dengan background pemandangan kota KL.
Di hotelnya juga terdapat infinity pool di lantai paling atas dengan pemandangan KL Tower dan Twin Tower. Infinity pool-nya buka sampai malam jadinya kamu bisa berenang sambil foto dengan latar kota KL di malam hari.
Tapi jangan bingung kalau tiba-tiba kamu kelaparan di tengah malam dan tidak ada makanan apa-apa karena di lantai dasar di belakang meja resepsionis terdapat sebuah convenience store yang menjual beraneka ragam makanan dan minuman seperti snack, noodle cup, cokelat, roti, minuman botol, minuman kaleng, susu, dll.
Sekian perjalanan liburan kami di hari pertama. Kalau tidak lelah tadinya rute kami mau ke Masjid Jamek dan River of Life untuk melihat pertunjukan air mancur. Ini bisa jadi salah satu rekomendasi untuk Sahabat Faiza yang mau melihat gemerlap malam kota Kuala Lumpur.